Mengapa Leshan Giant Buddha Begitu Istimewa? Ini Fakta dan Sejarahnya
Sabtu, 16 Agustus 2025
Tambah Komentar
Tersembunyi di pertemuan tiga sungai di provinsi Sichuan, Tiongkok, berdiri dengan megah Leshan Giant Buddha, patung Buddha raksasa yang dipahat dari tebing batu merah. Dengan tinggi sekitar 71 meter, patung ini bukan hanya menjadi patung Buddha tertinggi di dunia yang dipahat dari batu, tetapi juga warisan budaya dan spiritual yang menakjubkan dari zaman Dinasti Tang.
Pembangunan Leshan Giant Buddha dimulai pada tahun 713 M, pada masa pemerintahan Kaisar Xuanzong dari Dinasti Tang. Seorang biksu Buddha bernama Hai Tong mengusulkan pembangunan patung ini sebagai upaya spiritual untuk menenangkan arus sungai yang berbahaya di pertemuan Sungai Min, Dadu, dan Qingyi. Arus sungai yang deras kerap menyebabkan kecelakaan kapal dan korban jiwa.
Hai Tong percaya bahwa dengan membangun patung Buddha Maitreya (Buddha masa depan) di tebing tersebut, arus sungai bisa menjadi lebih tenang. Meskipun ide ini tampak simbolis, efek fisik dari pembangunan memang terbukti: batu-batu sisa pahat yang jatuh ke sungai membantu mengubah aliran air, membuatnya lebih stabil dan aman bagi kapal.
Dalam proses Pembangunannya patung ini diperkirakan memakan waktu lebih dari 90 tahun. Setelah Hai Tong wafat, pembangunan sempat terhenti, tetapi kemudian dilanjutkan oleh murid-muridnya dan dukungan dari pejabat lokal. Seluruh patung dipahat langsung dari tebing batu, tanpa menggunakan teknologi modern.
Dengan Tinggi patung yang mencapai 71 meter, lebar bahu 28 meter, panjang telinga 7 meter, dan panjang jari kaki sekitar 8,5 meter. Saking besarnya, mata kaki Buddha bisa dijadikan tempat duduk oleh lebih dari 100 orang!
Tidak hanya itu, Sistem drainase canggih juga dibangun, terdiri dari saluran-saluran di kepala, leher, lengan, dan telinga untuk mencegah erosi akibat air hujan,itulah salah satu yang menjadi alasan mengapa patung ini masih berdiri kokoh hingga kini.
Patung ini memiliki desain arsitektur dan detail artistik yang menggambarkan Buddha Maitreya dalam posisi duduk, tangan bertumpu di lutut, dan ekspresi wajah yang tenang dan welas asih. Gaya seni yang digunakan mencerminkan estetika Dinasti Tang: realistis, monumental, dan berfokus pada kemegahan spiritual.
Bagian kepala dan rambut terdiri dari 1.021 gulungan rambut ikal yang terukir dengan detail. Mata Buddha menatap ke bawah, seolah memperhatikan umat dan menjaga ketenangan sungai. Struktur ini menyatu sempurna dengan tebing sekitarnya, menegaskan keahlian seniman pada masa itu dalam menyatukan seni dan alam.
Pada tahun 1996, Leshan Giant Buddha bersama Gunung Emei dimasukkan ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO sebagai bagian dari “Mount Emei Scenic Area including Leshan Giant Buddha Scenic Area.” UNESCO mengakui nilai sejarah, spiritual, dan teknik luar biasa dari patung ini.
Leshan Giant Buddha kini menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Tiongkok, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Banyak peziarah Buddha juga mengunjungi lokasi ini untuk berdoa dan merenung di kaki sang Buddha raksasa.
Namun sayangnya Seiring waktu, patung menghadapi tantangan serius seperti polusi udara, kelembaban tinggi, dan kerusakan akibat jamur dan lumut. Pemerintah Tiongkok dan organisasi internasional telah melakukan berbagai upaya pelestarian untuk menjaga keutuhan dan nilai artistiknya. Pada beberapa tahun terakhir, patung juga mengalami penutupan sementara untuk perawatan dan studi lebih lanjut.
Salah satu fokus utama adalah menjaga sistem drainase kuno tetap berfungsi dan mencegah infiltrasi air yang bisa merusak struktur batu. Kamera pemantau dan sensor kelembapan kini digunakan untuk mengawasi kondisi patung secara real-time.
Bagi masyarakat Tiongkok dan umat Buddha di seluruh dunia, Leshan Giant Buddha bukan sekadar objek wisata atau karya seni, tetapi juga simbol kedamaian, kasih sayang, dan perlindungan spiritual. Patung ini mengingatkan kita bahwa perpaduan antara iman, seni, dan tekad dapat menciptakan sesuatu yang abadi.
Leshan Giant Buddha adalah bukti nyata kecanggihan teknik kuno dan dedikasi spiritual dari peradaban Tiongkok masa lampau. Lebih dari sekadar patung, ia adalah pesan damai yang diukir di tebing, berdiri kokoh menghadapi waktu, cuaca, dan perubahan zaman. Keindahan dan makna mendalam yang dimilikinya menjadikan Leshan Giant Buddha salah satu harta warisan dunia yang tak ternilai.
Belum ada Komentar untuk "Mengapa Leshan Giant Buddha Begitu Istimewa? Ini Fakta dan Sejarahnya"
Posting Komentar