Mengapa Ayutthaya Penting dalam Sejarah Thailand? Ini Penjelasannya
Kamis, 14 Agustus 2025
Tambah Komentar
Ayutthaya, yang terletak sekitar 80 km utara Bangkok, adalah salah satu situs sejarah paling penting di Thailand. Didirikan pada tahun 1350 M, kota ini pernah menjadi ibu kota Kerajaan Ayutthaya, salah satu kerajaan paling kuat dan makmur di Asia Tenggara. Dalam lebih dari empat abad masa kejayaannya, Ayutthaya menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya yang berpengaruh, serta menjalin hubungan dagang dengan dunia internasional, termasuk Cina, Jepang, India, Persia, dan berbagai negara Eropa seperti Portugis, Belanda, Prancis, dan Inggris.
Menurut sejarah, Raja Ramathibodi I mendirikan Ayutthaya sebagai penerus kota lama Lopburi dan Sukhothai. Ia memilih lokasi strategis yang dikelilingi oleh tiga sungai utama yaitu Chao Phraya, Lopburi, dan Pa Sak yang membuat kota ini mudah dipertahankan dan sangat menguntungkan secara ekonomi. Sungai-sungai ini juga membantu membentuk sistem kanal dan pertahanan air yang kompleks di sekitar kota.
Ayutthaya tumbuh menjadi pusat urban yang kosmopolitan. Kota ini dihiasi dengan ratusan candi, istana, dan menara bergaya arsitektur khas Siam, yang memadukan pengaruh Khmer, Sri Lanka, dan India. Salah satu ciri khas arsitekturnya adalah prang, yaitu menara berbentuk jagung yang menjulang tinggi, dan chedi (stupa) bergaya lonceng. Banyak bangunan megah ini dibangun dari batu bata merah dan dilapisi plesteran putih.
Selain keindahan arsitektur, Ayutthaya juga dikenal karena sistem pemerintahannya yang maju, dengan struktur birokrasi yang tertata dan undang-undang yang berkembang. Raja Ayutthaya dianggap sebagai dewa-raja, yang memiliki kekuasaan absolut namun juga berperan sebagai pelindung agama Buddha Theravada. Keberadaan biara-biara besar, seperti Wat Phra Si Sanphet dan Wat Mahathat, menunjukkan betapa pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial dan politik.
Dalam hal ekonomi, Ayutthaya menjadi salah satu pelabuhan dan pusat perdagangan terbesar di Asia. Para pedagang dari berbagai belahan dunia datang untuk berdagang rempah-rempah, emas, kapas, kain sutra, dan barang-barang eksotis. Ayutthaya bahkan memiliki perkampungan khusus untuk para pedagang asing, seperti Kampung Portugis dan Kampung Jepang, yang menjadikannya sebagai kota multikultural dengan kehidupan yang dinamis.
Namun, masa kejayaan Ayutthaya tidak berlangsung selamanya. Pada tahun 1767, pasukan dari Kerajaan Burma (Konbaung) menyerbu dan menghancurkan kota ini dalam perang besar. Banyak candi dibakar, arsitektur megah dihancurkan, dan penduduk kota dijadikan tawanan. Kehancuran ini menandai akhir dari Kerajaan Ayutthaya dan meninggalkan reruntuhan yang megah namun sunyi.
Setelah jatuhnya Ayutthaya, pusat kekuasaan pindah ke Thonburi dan kemudian ke Bangkok di bawah pemerintahan Raja Rama I, pendiri Dinasti Chakri. Meskipun ditinggalkan, reruntuhan Ayutthaya tetap dikenang sebagai simbol kejayaan masa lalu Thailand.
Saat ini, Taman Sejarah Ayutthaya (Ayutthaya Historical Park) telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991. Wisatawan dari seluruh dunia datang untuk menyaksikan reruntuhan candi-candi kuno, patung Buddha yang ikonik, dan sisa-sisa kemegahan kota kerajaan yang pernah berdiri megah di tengah Asia Tenggara.
Ayutthaya bukan hanya kota tua yang hancur oleh perang, tetapi juga warisan budaya yang menyimpan cerita tentang kemegahan, spiritualitas, dan pertemuan budaya lintas benua. Kota ini tetap menjadi kebanggaan rakyat Thailand, dan menjadi destinasi utama bagi mereka yang ingin mengenal sejarah panjang dan kejayaan masa lalu bangsa Siam.
Belum ada Komentar untuk "Mengapa Ayutthaya Penting dalam Sejarah Thailand? Ini Penjelasannya"
Posting Komentar