Mengungkap Sejarah Kerajaan Kediri: Dari Kejayaan Jayabaya hingga Runtuhnya



Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu terbesar di Nusantara yang berjaya pada abad ke-12. Berawal dari pembagian wilayah oleh Raja Airlangga, Kediri tumbuh menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan kebudayaan yang dominan di Jawa Timur. Masa keemasan kerajaan ini mencapai puncaknya di bawah pemerintahan Raja Jayabaya, seorang pemimpin yang dikenal tidak hanya karena kepemimpinannya yang kuat tetapi juga karena ramalan-ramalan mistiknya yang masih dipercaya hingga kini.

Namun, kejayaan Kediri tidak bertahan selamanya. Konflik internal dan perseteruan dengan kaum Brahmana melemahkan kekuasaan kerajaan, hingga akhirnya Raja Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok dalam Pertempuran Ganter pada tahun 1222 M. Kekalahan ini menandai berakhirnya dinasti Panjalu dan munculnya Kerajaan Singasari sebagai kekuatan baru di Jawa.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam sejarah Kerajaan Kediri, mulai dari masa pendiriannya, puncak kejayaannya di bawah Jayabaya, hingga peristiwa-peristiwa yang menyebabkan kehancurannya. Mari menelusuri jejak sejarah yang masih tertinggal dari salah satu kerajaan paling berpengaruh di Nusantara.



Kerajaan Kediri salah satu kerajaan Hindu terbesar di Nusantara

Pendahuluan

Kerajaan Kediri, atau dikenal juga sebagai Kerajaan Panjalu, adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu yang pernah berdiri di Jawa Timur antara 1042 hingga 1222 Masehi. Kerajaan ini berkembang pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan sastra, terutama pada masa pemerintahan Raja Jayabaya. Peninggalan-peninggalan sejarah dari Kerajaan Kediri masih dapat ditemukan hingga saat ini, menunjukkan kejayaannya sebagai salah satu kerajaan besar di Nusantara.


Awal Berdirinya Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri berawal dari pembagian Kerajaan Kahuripan oleh Raja Airlangga pada 1041 Masehi. Pembagian ini dilakukan untuk menghindari konflik antara dua putranya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Kerajaan Kahuripan pun terbagi menjadi dua:

Kerajaan Jenggala (berpusat di sekitar Sidoarjo)

Kerajaan Panjalu (Kediri, yang berpusat di Daha, Kediri)

Awalnya, kedua kerajaan ini masih sering bersaing untuk menjadi penguasa tunggal di Jawa Timur. Namun, dalam perkembangannya, Kerajaan Kediri berhasil mengungguli Kerajaan Jenggala dan menjadi pusat kekuasaan yang dominan.


Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1159 M). Pada masa ini, Kediri berhasil memperluas pengaruhnya ke hampir seluruh wilayah Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, dan bahkan sebagian Kalimantan.

Beberapa faktor yang menyebabkan Kediri berkembang pesat antara lain:

Kemampuan Raja dalam Memimpin

Raja Kediri dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan kuat, mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan kerajaan.

Letak Geografis yang Strategis

Kediri terletak di tepi Sungai Brantas, jalur perdagangan penting yang menghubungkan berbagai daerah di Jawa dan sekitarnya.

Sektor Perdagangan yang Maju

Kediri memiliki sistem perdagangan yang berkembang pesat, terutama dalam komoditas rempah-rempah, beras, dan hasil bumi lainnya.

Seni Sastra yang Berkembang Pesat

Kerajaan Kediri juga menjadi pusat perkembangan sastra Hindu-Buddha di Nusantara. Beberapa karya sastra terkenal dari masa ini adalah:

Kitab Bharatayuddha (oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh)

Kitab Gatotkacasraya (oleh Mpu Panuluh)

Kitab Smaradahana


Raja-Raja yang Memerintah di Kerajaan Kediri

Beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri antara lain:

Sri Samarawijaya (1042 M) – Raja pertama setelah pembagian Kerajaan Kahuripan.

Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu (abad ke-12) – Mengembangkan perekonomian dan memperkuat pertahanan.

Sri Bameswara (abad ke-12) – Memimpin Kediri sebelum Jayabaya.

Sri Jayabaya (1135-1159 M) – Raja paling terkenal, membawa Kediri ke puncak kejayaan dan meramalkan Nusantara dalam Ramalan Jayabaya.

Sri Sarweswara

Sri Aryeswara

Sri Gandra

Sri Kameswara

Sri Kertajaya (1190-1222 M) – Raja terakhir Kediri sebelum dikalahkan oleh Ken Arok.


Masa Keruntuhan Kerajaan Kediri

Kemunduran Kerajaan Kediri terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1190-1222 M). Konflik antara Kertajaya dan kaum Brahmana membuat kondisi politik di Kediri semakin rapuh.

Pada saat itu, seorang penguasa dari Tumapel bernama Ken Arok (pendiri Kerajaan Singasari) memanfaatkan situasi ini untuk melakukan pemberontakan. Dengan dukungan kaum Brahmana dan rakyat, Ken Arok berhasil mengalahkan Raja Kertajaya dalam pertempuran di Ganter pada 1222 M.

Kekalahan ini menandai berakhirnya masa Kerajaan Kediri, yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Singasari.


Peninggalan Kerajaan Kediri

Meskipun telah runtuh, beberapa peninggalan Kerajaan Kediri masih dapat ditemukan hingga saat ini, antara lain:

Prasasti

Prasasti Sirah Keting (Menyebutkan kekuasaan Kediri atas Jawa Timur)

Prasasti Tulungagung

Prasasti Ngantang

Prasasti Jaring

Karya Sastra

Kitab Bharatayuddha (kisah perang besar antara Pandawa dan Kurawa)

Kitab Gatotkacasraya

Kitab Smaradahana

Candi dan Situs Sejarah

Candi Penataran (salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur, meskipun berkembang pada masa Majapahit, candi ini berakar dari era Kediri)

Candi Gurah

Candi Tondowongso



Kesimpulan

Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu terbesar di Nusantara yang mencapai puncak kejayaannya pada masa Raja Jayabaya. Keberhasilan Kediri didukung oleh strategi perdagangan, kepemimpinan yang kuat, serta perkembangan sastra dan budaya. Namun, konflik internal akhirnya menyebabkan kehancuran kerajaan ini, yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Singasari.

Hingga kini, peninggalan Kerajaan Kediri masih dapat ditemukan dan menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan ini dalam sejarah Indonesia.


Belum ada Komentar untuk "Mengungkap Sejarah Kerajaan Kediri: Dari Kejayaan Jayabaya hingga Runtuhnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel