Mengenal dewa susanoo, dewa badai dalam mitologi Shinto jepang

 

Dalam mitologi Shinto jepang,yang tertulis dalam buku kojiki dan nihongi. merupakan salah satu dari dewa terkuat  yang memiliki nama lengkap Takehaya Susanoo no mikoto. Susanoo sendiri memiliki dua saudari bernama amaterasu omikami dan Tsukuyomi no mikoto. Susanoo menguasai aspek badai dan laut, ia terkenal juga sebagai dewa petir. Dalam dunia seni lukis jepang , Susanoo digambarkan dengan rambut panjang berombak menerjang angin dengan membawa pedang. Yang mendeskripsikan karakternya yang liar dan destruktif.

Tokoh susanoo telah banyak menginspirasi dan banyak diadaptasikan dalam anime, manga, game maupun film. Salah satu contohnya, susanoo diadaptasikan menjadi salah satu karakter dalam game megami tensei series yang diproduksi oleh perusahaan atlus Amerika, maupun dalam anime gundam (GNX-Y901TW susanowo). Maupun dalam anime Yugi-oh. Sebagai kartu bernama superheavy koujin susano-o.  Dan yang paling terkenal tentu saja dalam anime Naruto yang diadaptasikan menjadi salah satu nama jurus atau jenis kemampuan dari para pengguna mangekyo sharingan.


•Asal-usul kelahiran

Susanoo terlahir dari ritual penyucian diri dewa izanagi setelah melarikan diri dari yomi no kuni di sebuah sungai Ahakihara di provinsi tachibana (lokasi mitos di jepang). Susanoo dikenal memiliki sifat yang impulsif, liar dan destruktif. Dengan karakternya tersebut dia sering menyebabkan kekacauan di dunia para dewa. Salah satu tindakan paling terkenalnya ketika dia pergi ke istana langit ( takamagahara) untuk berpamitan kepada saudari perempuannya amaterasu. Namun prilaku kasarnya justru menyebabkan kerusakan besar, diantaranya.

°Merusak sawah.
°melemparkan kotoran ke aula suci.
°Melemparkan seekor kuda mati kedalam       ruang tenun amaterasu.

Karena perbuatannya ini, amaterasu bersembunyi didalam gua. Menyebabkan dunia menjadi gelap total.


Makna Nama

Nama Susanoo (須佐之男命) memiliki makna yang erat kaitannya dengan sifat dan peranannya dalam mitologi Jepang. Secara etimologis, "Susa" (須佐) dapat diartikan sebagai "kesusahan" atau "ketegangan," namun juga merujuk pada "pahlawan" atau "pemimpin," mencerminkan karakter Susanoo yang sering terlibat dalam konflik besar dan tantangan. Kata "No" (之) berfungsi sebagai partikel penghubung yang menandakan hubungan kepemilikan atau asosiasi, yang mengaitkan nama ini dengan statusnya sebagai dewa. "O" (男) berarti "laki-laki," menggambarkan jenis kelamin Susanoo sebagai dewa pria, sementara "Mikoto" (命) adalah kata kehormatan yang menunjukkan status tinggi Susanoo sebagai salah satu dewa besar dalam panteon Shinto.

Secara keseluruhan, nama Susanoo dapat diartikan sebagai "Dewa Pria yang Berkaitan dengan Ketegangan atau Kekuatan" atau "Dewa Pria dari Angin Badai," yang sangat sesuai dengan peranannya sebagai dewa badai dan lautan dalam mitologi Jepang. Sebagai dewa yang penuh gejolak dan kekuatan destruktif, Susanoo juga memiliki sisi pelindung dan penyelamat, mencerminkan keseimbangan antara kehancuran dan perlindungan dalam kehidupannya. Nama ini menggambarkan kedalaman karakter Susanoo yang menguasai kekuatan alam dan membawa perubahan yang besar.


Sifat dan karakteristik 

Susanoo dalam mitologi Jepang dikenal sebagai dewa badai, lautan, dan petualang dengan sifat dan karakteristik yang kompleks. Ia sering digambarkan sebagai sosok yang penuh gairah, keras kepala, dan tidak terduga, yang mencerminkan sifat destruktif dari badai yang ia kuasai. Di satu sisi, Susanoo memiliki keinginan kuat untuk melindungi dan memperbaiki dunia di sekitarnya, seperti yang terlihat dalam kisahnya mengalahkan Yamata no Orochi dan menyelamatkan Kushinada-hime. Namun, di sisi lain, ia juga sering berperilaku impulsif dan ceroboh, seperti dalam kisah pengusirannya dari Takamagahara akibat tindakannya yang merusak, termasuk merusak ladang padi Amaterasu dan berperilaku buruk.

Sifat lainnya yang mencolok adalah keberaniannya. Susanoo tidak takut menghadapi tantangan besar dan tidak ragu untuk terjun ke dalam pertempuran atau menghadapi ancaman besar, seperti yang ditunjukkan dalam pertarungannya melawan Yamata no Orochi. Selain itu, Susanoo juga merupakan sosok yang cerdik dan strategis, terbukti dalam taktiknya untuk menjebak Yamata no Orochi menggunakan sake dan merencanakan pertempuran dengan cermat. Meskipun kadang kala ia menunjukkan sisi emosional dan kekanak-kanakan, sifat kepercayaannya yang besar terhadap dirinya sendiri dan tekadnya untuk menebus kesalahannya menjadikannya sosok yang terus berkembang, membuktikan bahwa meskipun memiliki kekuatan destruktif, Susanoo juga memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dan memberikan perlindungan.


Senjata Susanoo 

Senjata Susanoo dalam mitologi Jepang mencerminkan kekuatan dan keberaniannya sebagai dewa badai dan lautan. Salah satu senjata paling terkenal yang dimilikinya adalah Kusanagi-no-Tsurugi, atau Pedang Pemotong Rumput, yang ia temukan saat mengalahkan Yamata no Orochi. Pedang ini menjadi simbol utama kekuatan Susanoo dan memiliki kekuatan magis, dipercaya dapat melindungi dan mengalahkan musuh. Setelah menemukannya, Susanoo memberikan pedang ini kepada Amaterasu, kakaknya, sebagai tanda penebusan dan perbaikan atas tindakannya yang merusak di Takamagahara. Kusanagi-no-Tsurugi kemudian menjadi salah satu dari Tiga Harta Suci Jepang, simbol kekuasaan kekaisaran Jepang.

Selain pedang, Yashikoromo atau pakaian berkilau juga dianggap sebagai senjata tak langsung yang dimiliki oleh Susanoo. Pakaian ini diberikan kepada Kushinada-hime setelah Susanoo mengalahkan Yamata no Orochi. Meskipun bukan senjata tradisional, Yashikoromo menjadi simbol perlindungan dan kebaikan Susanoo dalam cerita tersebut. Pakaian ini membantu melindungi Kushinada-hime dan melambangkan perubahan Susanoo dari sosok yang penuh gejolak menjadi pelindung.

Selain senjata fisik, Susanoo juga mengendalikan kekuatan alam, terutama angin dan badai, yang menjadi senjata alami dalam dirinya. Sebagai dewa badai, Susanoo mampu menciptakan badai yang dahsyat untuk menghancurkan musuh atau melindungi dirinya dari ancaman. Kekuatan alam ini adalah bagian integral dari karakternya, yang menggambarkan sisi destruktif dan pelindung yang seimbang. Dengan pedangnya, pakaian berkilau, dan kendali atas badai, Susanoo menggambarkan kekuatan yang dapat digunakan untuk tujuan baik, serta menjadi simbol perubahan dan penebusan dalam mitologi Jepang.



Hubungan dan perselisihan antara susanoo dan amaterasu

Hubungan antara susanoo dan amaterasu dalam mitologi Shinto jepang, seringkali penuh dengan dinamika yang kompleks, mulai dari persaingan, konflik hingga peran mereka dalam mitos penciptaan. Yang seringkali diakibatkan oleh sifat susanoo yang impulsif dan tak terduga. Amaterasu dan susanoo terlahir dari dewa izanagi dan memiliki tugasnya masing-masing. Amaterasu (menguasai takamagahara),  Tsukuyomi (menguasai malam dan bulan).. Susanoo (menguasai lautan).

Susanoo yang didorong ketidakpuasan nya pada tugasnya, Serta kegelisahan susanoo dikarenakan merindukan ibunya, izanami. Yang terkurung di yomi no kuni. Memutuskan untuk mengunjungi amaterasu di takamagahara (istana langit). Namun dikarenakan keduanya memiliki karakteristik yang berbeda "Amaterasu melambangkan keteraturan, harmoni dan cahaya. Simbol stabilitas dan kepemimpinan yang bijak" sedangkan "susanoo melambangkan kekacauan, emosi liar dan kekuatan destruktif" . Mengakibatkan kehadiran susanoo kurang diterima dengan baik. 

Untuk menunjukan niat baiknya, Susanoo mengusulkan sebuah kontes untuk menunjukan siapa yang lebih unggul antara dirinya dan amaterasu. Amaterasu kemudian menciptakan tiga Dewi dari pedang susanoo. Sementara susanoo menciptakan lima dewa dari kalung amaterasu. Susanoo pun secara sepihak mengklaim kemenangan sebagai miliknya. Setelah kontes susanoo menunjukan sikap yang merusak seperti.

°Merusak sawah milik amaterasu.

°Melemparkan kotoran ke aula suci 

°Melemparkan kuda mati, keruang tenun amaterasu, yang mengakibatkan kematian salah satu pelayan Dewi tersebut.

Amaterasu yang marah dan malu, memutuskan bersembunyi di gua batu yang dikenal sebagai Ama no iwato. Mengakibatkan dunia gelap tanpa cahaya matahari, dunia diselimuti kegelapan abadi, tanaman tidak tumbuh, manusia menderita dan para dewa menjadi panik karena keseimbangan dunia terganggu.

Para dewa lalu berkumpul didekat pintu gua, dan membujuk amaterasu untuk keluar dari gua. Dewi amaterasu yang tidak kunjung keluar, membuat para dewa kemudian menyusun rencana cerdas untuk memancingnya. Para dewa membuat cermin suci (yata no kagami) dan perhiasan yang indah untuk menarik perhatian amaterasu. Dewi ame uzume, Dewi seni dan hiburan, menari dengan cara yang lucu dan provokatif didepan guan. Tarian ini di iringi oleh tawa dan sorakan dari para dewa lainnya. Sedangkan amaterasu yang masih berada di dalam gua, menjadi penasaran mendengar kegaduhan dan tawa dari luar. Ketika amaterasu membuka sedikit celah gua untuk melihat apa yang terjadi, para dewa memperlihatkan cermin suci. Amaterasu yang penasaran dengan pantulan dari dirinya di cermin tersebut perlahan mendekati cermin suci itu. Melihat kesempatan itu Dewa kekuatan ame no tajikarao menarik amaterasu keluar sepenuhnya. Sedangkan para dewa lainnya menutup pintu gua agar ia tidak bisa masuk kembali. 

Dengan keluarnya amaterasu. Cahaya matahari kembali menyinari dunia. Memulihkan harmoni dan keseimbangan dunia. Sedangkan susanoo yang menyebabkan segala kekacauan ini, akhirnya di usir dari takamagahara. 


Pertarungan melawan Yamata no Orochi 

Setelah diusir dari Takamagahara, Susanoo tiba di Provinsi Izumo dan bertemu dengan pasangan tua Ashinazuchi dan Tenazuchi serta putri mereka, Kushinada-hime. Mereka menceritakan tentang naga raksasa bernama Yamata no Orochi yang setiap tahun meminta satu anak perempuan mereka sebagai korban. Kushinada-hime, anak terakhir mereka, akan menjadi korban berikutnya. Susanoo, jatuh cinta pada Kushinada-hime, menawarkan untuk mengalahkan Orochi dengan syarat ia diizinkan menikahinya setelah kemenangan.

Untuk mengalahkan Orochi, Susanoo menyusun rencana cerdas. Ia meminta delapan tong besar berisi sake terbaik dan menyiapkan delapan gerbang besar dengan setiap tong sake di depannya. Ketika Orochi datang, naga tersebut meminum semua sake hingga mabuk berat. Dalam keadaan lemah, Orochi tidak mampu melawan saat Susanoo menyerangnya dengan pedang. Susanoo menebas setiap kepala dan ekor Orochi hingga naga tersebut tewas sepenuhnya.

Saat memotong salah satu ekor Orochi, Susanoo menemukan pedang suci yang dikenal sebagai Kusanagi-no-Tsurugi (Pedang Pemotong Rumput), yang kemudian diberikan kepada Amaterasu sebagai tanda penebusan. Setelah mengalahkan Orochi, Susanoo menikahi Kushinada-hime dan memulai kehidupan baru di Izumo. Kemenangan ini menandai awal dari perannya sebagai dewa pelindung serta simbol penebusan atas kesalahannya di Takamagahara.


Penyerahan Kusanagi no tsurugi kepada Amaterasu 

Setelah Susanoo mengalahkan Yamata no Orochi dan menemukan Kusanagi-no-Tsurugi di dalam salah satu ekor naga tersebut, ia memutuskan untuk menyerahkan pedang tersebut kepada kakaknya, Amaterasu, sebagai tanda penebusan atas perilakunya di Takamagahara. Penyerahan Kusanagi-no-Tsurugi ini bukan hanya merupakan tindakan simbolis, tetapi juga merupakan upaya untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak antara Susanoo dan para dewa, terutama Amaterasu.

Amaterasu menerima pedang tersebut dan menyimpannya sebagai bagian dari Tiga Harta Suci Jepang (bersama dengan Cermin Yata no Kagami dan Permata Yasakani no Magatama). Ketiga benda ini menjadi simbol kekuasaan kekaisaran Jepang dan dianggap suci karena berkaitan langsung dengan para dewa. Kusanagi-no-Tsurugi, khususnya, menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan pengorbanan dalam budaya Jepang.

Setelah penyerahan tersebut, hubungan Susanoo dengan para dewa perlahan membaik. Meski ia tetap hidup di bumi bersama Kushinada-hime, kisahnya sebagai dewa pemberani dan pelindung mulai dihormati di seluruh Jepang. Pedang Kusanagi kemudian diwariskan kepada keturunan Amaterasu dan dianggap sebagai simbol legitimasi kekaisaran, yang diyakini masih disimpan hingga sekarang di Kuil Atsuta, Nagoya.


Kuil-Kuil pemujaan Susanoo

Beberapa kuil di Jepang didedikasikan untuk pemujaan Susanoo, dewa badai dan lautan yang memiliki peran penting dalam mitologi Jepang. Izumo Taisha di Prefektur Shimane adalah salah satu kuil terbesar dan tertua yang dihormati oleh banyak orang. Meskipun kuil ini lebih dikenal sebagai tempat pemujaan Okuninushi no Kami, dewa bumi dan keluarga, tetapi Susanoo juga dihormati di sini, mengingat hubungan eratnya dengan wilayah Izumo dan kisahnya mengalahkan Yamata no Orochi. Kuil ini sering dianggap sebagai pusat spiritual bagi mereka yang mencari perlindungan dan berkat dari para dewa.

Di Prefektur Hiroshima, terdapat Kuil Susa, yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Susanoo. Kuil ini dikhususkan untuk memuja Susanoo sebagai pelindung daerah tersebut, dan menjadi salah satu tempat utama untuk berdoa bagi mereka yang menghormati dewa badai ini. Kuil Sumiyoshi Taisha di Osaka juga memiliki hubungan dengan Susanoo, meskipun lebih dikenal untuk pemujaan dewa laut, Sumiyoshi. Kuil ini dianggap penting bagi pelaut dan mereka yang bepergian melalui laut, dengan harapan mendapatkan perlindungan dari badai dan kekuatan alam yang tidak terduga.

Selain itu, Kuil Shiramine Jingu di Kyoto, yang didedikasikan untuk Susanoo, memiliki kaitan erat dengan kisah pengusiran Susanoo dari Takamagahara. Sebagai kuil yang berfokus pada pemujaan dewa badai dan laut, Shiramine Jingu menjadi tempat penting bagi mereka yang mencari perlindungan dari bencana alam atau meminta keberanian dalam menghadapi kesulitan. Secara keseluruhan, kuil-kuil ini menghormati Susanoo sebagai dewa yang menguasai alam yang penuh dengan perubahan dan tantangan, serta melambangkan kekuatan alam yang bisa memberikan perlindungan sekaligus kehancuran.


Pengaruh Susanoo dalam budaya populer 

Susanoo, sebagai dewa badai dan laut dalam mitologi Jepang, Ia memiliki pengaruh yang signifikan dalam budaya populer, baik di Jepang maupun di luar negeri. Pengaruh ini dapat dilihat dalam berbagai media, seperti anime, manga, video game, dan bahkan dalam seni modern. Dalam banyak karya tersebut, Susanoo sering digambarkan sebagai sosok yang kuat dan berani, yang mencerminkan sifat destruktif dan pelindungnya yang khas dalam mitologi. Selain itu, tokoh Susanoo sering kali dijadikan inspirasi untuk karakter-karakter dengan kekuatan luar biasa dan kemampuan untuk mengendalikan elemen alam.

Dalam anime dan manga, karakter-karakter yang terinspirasi oleh Susanoo muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya, dalam serial Naruto, terdapat teknik bernama Susanoo, yang digunakan oleh para karakter untuk memanggil manifestasi tubuh raksasa yang memberikan perlindungan dan kekuatan serangan. Karakter Sasuke Uchiha adalah salah satu pengguna teknik ini, dan manifestasi Susanoo sering kali digambarkan sebagai sosok yang megah dan menakutkan. Dalam konteks ini, Susanoo berfungsi sebagai simbol kekuatan besar, keberanian, dan perlindungan terhadap para pengguna tekniknya.

Selain itu, dalam dunia video game, Susanoo sering muncul sebagai karakter atau kekuatan yang dapat dipanggil dalam berbagai judul. Dalam game seperti SMITE, Susanoo dihadirkan sebagai dewa yang bisa dipilih oleh pemain untuk bertarung dalam arena. Representasi ini menunjukkan bagaimana mitologi Jepang, khususnya mengenai Susanoo, telah merambah ke berbagai aspek hiburan modern, menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan kreativitas kontemporer. Keberadaan Susanoo dalam berbagai bentuk media menunjukkan betapa mitologi Jepang terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, tetap relevan dalam mempengaruhi budaya populer global.
______________________________________________



Kisah Susanoo dalam mitologi Jepang tidak hanya menggambarkan perjalanan seorang dewa yang penuh dengan kekuatan dan konflik, tetapi juga menyampaikan pesan tentang penebusan dan keseimbangan antara kehancuran dan perlindungan. Sebagai dewa badai dan lautan, Susanoo mewakili kekuatan alam yang besar, yang dapat membawa kehancuran sekaligus memberikan perlindungan. Dari pengusirannya dari Takamagahara hingga petualangannya mengalahkan Yamata no Orochi, Susanoo tetap menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan perubahan.

Pengaruhnya yang mendalam terlihat tidak hanya dalam kuil-kuil pemujaan yang tersebar di seluruh Jepang, tetapi juga dalam berbagai aspek budaya populer, seperti anime, manga, dan video game. Representasi Susanoo dalam media modern menunjukkan bahwa meskipun mitologi Jepang berasal dari zaman kuno, cerita dan karakternya terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Melalui kisah Susanoo, kita diingatkan akan pentingnya kekuatan untuk melindungi, serta bagaimana penebusan dan perubahan diri dapat membawa pencerahan baru, baik bagi individu maupun masyarakat.

Dengan demikian, Susanoo bukan hanya sekadar figur mitologis, tetapi juga simbol universal yang relevan dengan tantangan dan perjuangan hidup yang dihadapi oleh banyak orang, baik dalam dunia nyata maupun dunia fiksi. Melalui kisahnya, kita diajarkan untuk tidak takut menghadapi badai kehidupan, karena di balik kekuatan destruktif selalu ada potensi untuk pemulihan dan pencapaian yang lebih besar.
Apa pendapatmu tentang kisah Susanoo?
Bagikan pendapatmu tentang di kolom komentar dibawah ini.








Belum ada Komentar untuk "Mengenal dewa susanoo, dewa badai dalam mitologi Shinto jepang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel